Sabtu, 01 Januari 2011

Satpam, adalah mimpi buruk.

Universitas Gadjah Mada gak bisa jauh jauh dari yang namanya satpam. Tapi disini nama kerennya adalah SKK (satuan keamanan kampus). Mereka itu sudah menjadi bagian dari ribuan mahasiswa di kampus saya ini. Mungkin perbandingannya adalah 20:10, menurut pengamatan saya sih. Apalagi semenjak UGM memakai system portal untuk pengamanan kampus, para SKK semakin tidak bisa dihindari dari pandangan mata. Terlebih jika lokasi kuliahnya di kawasan kampus social.

SKK menurut saya memang penting, tapi berlebihan jika mereka semakin menunjukkan eksistensinya dengan bergaya sok keren. Karena itu terlalu berlebihan untuk peran mereka sebagai satpam yang harusnya menjaga keamanan kampus, bukan mejeng dengan kacamata hitam atau bertingkah sok gaul dengan gaya sms atau telpon. Tidak salah memang jika mereka berada di kampus yang katanya ‘keren’ dan berusaha untuk mencari perhatian ke para mahasiswi dengan gayanya tersebut.

Saya memang terlalu malas sekali bertemu ataupun bertegur sapa dengan para SKK ini kalau memang dirasa tidak penting. Seolah-olah mereka sudah menjadi momok dalam kehidupan perkuliahan saya. Tapi semakin dihindari semakin akan sering muncul sewaktu-waktu dan saya akan selalu berkata dalam hati: ‘oh SKK lagi.’

Ketika ada kerusuhan pormagama, kebetulan saya dan teman saya, Andi Wahida, ingin mencari makan malam. Tapi karena kerusuhan tersebut kita dihentikan oleh SKK karena takut terjadi hal-hal yang tidak diinginkan dan disuruh pulang. Semalaman akhirnya kita kelaparan. Dan itu adalah kesalahan SKK, menurut saya. Mulai saat itu kita berdua (saya dan Andi Wahida) seperti dihantui oleh para SKK. Memang saat itu para SKK sedang gencar-gencarnya mengamankan kampus karena ada laporan pencurian di kawasan kampus. Setiap keluar dari kosan Andi Wahida pasti akan selalu bertemu SKK. Ada yang naik motor dengan gaya lebay, atau naek mobil patroli yang lebih keliatan sebagai satpam yang sedang menikmati pemandangan, atau pun yang sedang jaga karcis portal dengan gaya SKSD (sok kenal sok dekat).

Trauma satpamnya UGM ini memang tiada akhir. Ketika makan di foodcourt pun bertemu SKK masih dengan gayanya yang sok tersebut. keamanan kampus UGM memang tak lepas dari peran mereka. Tapi maaf saya masih belum bisa menerima keberadaan mereka dengan lapang dada, hati tulus ikhlas, dan menerima gaya ‘sok’ mereka dengan apa adanya. Sekian.